Selama 4000 tahun, orang heran dan berusaha memecahkan misteri untuk apa
pyramida dibangun. Pyramida adalah makam Raja Khufu, itu orang sudah tahu,
tetapi sebegitu pentingkah makam itu sehingga harus dibuat dalam bentuk
pyramida yang demikian sulit pembuatannya? Nakht, seorang penduduk Mesir yang
ikut bekerja membangun pyramida selama 40 tahun, menceritakan kesaksiannya …..
Pyramid dibangun berdasarkan pengamatan astronomis. Orang
Mesir adalah ahli-ahli astronomi. Mereka sangat pandai membaca pergerakan
bintang di langit. Langit di atas gurun pasir yang luas tak bertepi menjadi
pusat orientasi hidup mereka. Dari posisi dan pergerakan bintang-bintang mereka
meramalkan musim, menghitung waktu terbaik untuk mulai menanam gandum,
meramalkan datangnya banjir dan badai. Dari pengamatan langit, mereka menemukan
adanya sebuah titik hitam yang dikelilingi beberapa bintang. Bintang-bintang
itu selalu berubah posisi, tetapi titik hitam itu tidak pernah berubah.
Orang
Mesir kemudian menganggap titik hitam itu adalah surga. Suatu tempat yang
abadi. Tak pernah berubah. Raja Khufu ingin memperoleh keabadian setelah ia mati. Ia ingin menuju surga
yang telah dilihatnya di langit. Maka ia memerintahkan untuk membuat suatu
bangunan yang dapat menghantarkan jasadnya berangkat menuju ke keabadian. Oleh
para arsitek dan penasehat ahli kerajaan, disepakati bahwa bangunan yang akan
menghantarkan jasad Raja Khufu ke surga itu berbentuk pyramida. Bentuk pyramida
diyakini sebagai simbol kehidupan …
Alkisah, Nakht adalah penduduk Mesir yang tinggal di sebuah desa, di tepian
sungai Nil. Setiap awal musim panas, utusan Raja Khufu menyusuri desa-desa di
sepanjang sungai Nil, mencari laki-laki yang kuat dan tegap untuk dipekerjakan
membangun pyramida. Nakht bersama adik lelakinya, Deba, terpilih oleh Kaem-Ah,
sang utusan Raja. Maka pada tahun 2480 SM berangkatlah mereka ke Giza.
Sebelumnya, ayah dan kakek Nakht pun telah dipanggil untuk bekerja membangun
pyramida.
Kakek Nakht bercerita, ia bekerja membuat tangga menuju ke langit. Bagaimana
pun berusaha, Nakht tidak pernah bisa membayangkan, tangga menuju langit itu
seperti apa. Setelah beberapa hari menyusuri sungai Nil, tibalah mereka di
Sakkara. Di tempat itu Nakht melihat tangga berbentuk pyramida, dan barulah dia
paham apa yang dikerjakan kakeknya dulu. Pyramida di Sakkara ini dibangun
sekitar 60 tahun sebelum Raja Khufu bertahta.
Setelah berlayar di sungai Nil selama 11 hari, sampailah Nakht dan Deba di
Giza, 10 mil selatan Cairo. Pertama-tama mereka ditempatkan di pertambangan
batu, tempat ribuan pekerja memotong batu dari bukit, membentuknya menjadi
blok-blok segi empat yang akan disusun menjadi pyramida. Blok-blok batu yang
beratnya sekitar 2,5 ton ini dibawa ke lokasi pembangunan pyramida yang
berjarak 0,5 mil dengan cara ditarik. Nakht dan Deba diberi tugas membawa air
untuk membasahi permukaan jalan tanah yang akan dilewati blok batu. Karena
tanah di Giza berupa lempung, jika dibasahi akan menjadi licin dan memudahkan
blok batu ditarik.
Pekerja memotong batu di pertambangan di Giza
Pyramida Khufu mulai dibangun pada 2480 SM. Dibutuhkan 6 juta ton batu untuk
membangun pyramida ini, terdiri atas 2,5 juta buah blok batu yang masing-masing
beratnya sekitar 2,5 ton. Pada setiap periode, 25.000 orang bekerja secara
bersamaan. Semua dikoordinasi dengan sangat rapi. Setiap orang punya tempat
bekerjanya masing-masing, tahu tujuan pekerjaannya. Setiap blok batu ditulisi
nomor identitas, sehingga jelas di posisi mana batu tersebut akan ditempatkan
dalam pyramida. Pekerja dibagi dalam beberapa kelompok, ada kelompok pemotong
batu, penulis identitas batu, dan penarik batu. Mereka bekerja selama 9 hari
berturut-turut, dan istirahat pada hari ke 10.
Tidak lama bekerja sebagai pembawa air, Nakht dan Deba dipindahkan bekerja
di lokasi pembangunan pyramida. Pekerja di lokasi pyramida memiliki ‘gengsi’
lebih tinggi dari pada pekerja di pertambangan batu, karena hanya pekerja
terpilih yang boleh masuk ke lokasi pembangunan pyramida. Yunu, pimpinan
pekerja di pyramida menilai Nakht dan Deba memiliki kecerdasan tinggi, sehingga
dengan cepat diberi tugas-tugas yang lebih penting.
Pada pembangunan pyramida, tukang batu adalah tenaga kerja terpenting.
Mereka menghaluskan blok-blok batu yang baru dikirim dari pertambangan,
memastikan ukurannya benar-benar tepat. Di lokasi pembangunan pyramida, Nakht
dan Deba ditugaskan menempatkan blok-blok batu pada lokasi yang sudah
ditentukan. Batu-batu itu ditarik ke atas melalui jalan landai yang dibangun
khusus di samping pyramida. Pekerjaan menarik batu ini sangatlah berat. Sebuah
blok batu seberat 2,5 ton ditarik oleh 20 – 30 orang.
Untuk menempatkannya pada
posisi di pyramida, digunakan katrol yang ditempatkan pada sebuah segitiga kayu
besar. Pada suatu ketika, karena ada pekerja yang kurang hati-hati, segitiga kayu
ini roboh. Deba yang berada di bawahnya tertimpa balok kayu yang besar dan
berat. Ia meninggal, 5 tahun setelah bekerja di pyramida …
Kematian Deba membuat Nakht sangat berduka. Lima tahun bekerja di pyramida
yang pada hakekatnya adalah sebuah makam, ia tak pernah berpikir tentang
kematian. Kematian Deba mengingatkan Nakht bahwa semua kerja keras luar biasa
itu dilakukan demi satu orang, yaitu Raja. Seluruh rakyat berhutang budi pada
Raja, maka memberikan pengorbanan bagi raja adalah suatu kehormatan.
Namun, apa sesungguhnya yang mendorong mereka secara suka rela
membangun pyramida?
Raja Khufu’ meninjau pembangunan pyramida yang akan menjadi makamnya. Tulisan-tulisan yang terdapat di dalam pyramida bercerita tentang perjalanan
panjang Raja, yang digambarkan sebagai elang, dengan bantuan angin topan,
hujan, dan guntur. Teks di dalam pyramida selalu menggambarkan akhir perjalanan
raja, yaitu menjadi di antara yang takkan musnah. Raja akan mencapai keabadian,
begitu juga setiap orang yang bekerja untuk mewujudkan jalan raja menuju ke
keabadiannya.
Sepuluh tahun sesudah awal pembangunan pyramida besar, datang batu granit
dari penambangan Aswan yang berjarak 500 mil dari Giza. Jumlah batu granit ini
9 buah, masing-masing beratnya 50 ton. Batu-batu granit ini akan dipakai
sebagai penutup puncak pyramida. Karena beratnya, dibutuhkan 200 orang untuk
menarik satu blok batu ke atas. Pada sepertiga bagian atas puncak pyramida,
batu tidak bisa lagi ditarik melalui jalan landai di samping pyramida, sehingga
dibuat jalan berbentuk spiral yang menempel di sekeliling puncak pyramida.
Nakht yang sudah menjadi pekerja senior, dipercaya oleh Hermiunu, arsitek
pembangunan pyramida yang juga adalah sepupu Raja, untuk memimpin penempatan
batu-batu terpenting ini. Nakht meminta semua batu ditandai tengah-tengahnya
dengan sebuah garis dari oker warna merah. Kemudian dengan memakai
unting-unting, ia mengamati hingga posisi garis oker merah itu tepat berimpit
dengan sebuah tonggak yang dipakai untuk menandai titik pusat pyramida. Dengan
demikian, semua blok batu berada pada posisi yang sangat tepat, tidak boleh
salah seinci pun. Kesalahan meletakkan posisi batu menyebabkan titik berat
pyramida bergeser, dan pyramida akan runtuh.
Pemasangan batu penutup puncak pyramida
Tinggi Pyramida Khufu semula 146 meter, namun karena erosi selama ribuan
tahun, kini tingginya tinggal 136 meter. Hingga tahun 1889 ketika Menara Eiffel
(324 meter) dibangun di Paris, Pyramida adalah bangunan tertinggi di dunia.
Di dalam pyramida terdapat tiga buah ruangan. Ruangan pertama ada di bawah
tanah. Ruangan kedua berada di atasnya, dan ruangan ketiga terletak paling
atas. Di ruangan paling atas inilah jasad Raja Khufu akan ditempatkan, tepat
dibawah batu-batu granit penutup puncak pyramida yang diletakkan oleh Nakht dan
kawan-kawannya.
Pada tahun 2463 SM Raja Khufu keluar dari istana untuk melihat makam yang
akan membuatnya abadi. Dengan ditandu oleh para pengawal raja, ia menyusuri
jalan yang sama, yang disusurinya 17 tahun lalu, pada saat awal pembangunan
pyramida.
Dini hari pada musim semi tahun 2457 SM Raja Khufu wafat. Dalam sebuah peti
mati yang terbuat dari kayu cedar, jasadnya dibawa melalui sungai Nil ke kuil
yang berada di dekat pyramid. Di dalam peti itu tersimpan juga emas dan
kekayaan istana yang berkaitan dengan Tutankhamun. Dari kuil di tepi sungai
Nil, peti terlebih dahulu dibawa ke ruang bawah tanah di dalam pyramid. Sesudah
itu baru dibawa ke ruangan yang ada di atasnya, dan selanjutnya ditempatkan di
ruangan paling atas yang menjadi makam Raja Khufu. Pada dinding sebelah utara
ruangan teratas ini, terdapat sebuah lobang yang menembus pyramid, dimana dari
lobang ini dapat dilihat titik hitam di langit yang dikelilingi
bintang-bintang. Titik hitam yang diyakini oleh Raja Khufu dan orang-orang
Mesir sebagai surga abadi. Raja Khufu dan orang-orang Mesir telah menemukan surga mereka, dan membangun
pyramid sebagai jalan menuju kesana ….
0 comments:
Post a Comment